Wednesday, March 18, 2009

Hari tanpa risau

Ketika merasa sejuk embun pagi adalah nyata
Aku menjadi terbata-bata, bertanya
Apakah hari ini bisa dilalui tanpa risau?
Tanpa kata memecah telinga?

Isi kepala teraduk-aduk
Oleh teriakan-teriakan kecil rumah bertumpuk
Oleh ketidakadilan tak berujung
terlebih musibah yang menggerogoti bawah langit

Ada wajah-wajah tengadah penuh harap
Ada bening air mata yang tak tertahankan
Ada langkah-langkah resah tanpa tujuan
Bahkan tawa tembaga penuh ketulusan

Kegelian dan kengerian adalah bumbu
Yang harus ditelan dan direndam
Sebab dalam masa-masa sukar
Terlihat pribadi yang sebenarnya

Biarlah setapak demi setapak kaki tetap dijejakkan
memberi pijakan untuk terus berdedang
Siapapun takkan pernah tahu jaring esok kehidupan
Bahkan mungkin engkau, aku apalagi mereka

Menemukan jalan terang adalah tujuan
Bukanlah hal yang mudah melakukannya
Memberi arti dan makna pada detik-detik
Tidaklah semudah mengeja kata-kata dalam sejarah

Namun aku terus coba mengerti
Tentang apapun yang mungkin akan kulewati
Tentang apapun yang menjadi kehendakNya
Karena senja itu pasti
sampai Tuhan memanggilku

Monday, March 16, 2009

BUNDA

Bunda……
Getar jiwaku tak terbendung
Kala mengenang timangan
Mengusung kembali buaian dalam rahimmu
Yang lembut dan penuh kedamaian

Masih kuingat senyummu
Rapuh ditelan dinginnya malam
Membendung dingin yang menyusupi kulit lembutku
Merah sunyi tanpa mata

Senyum perakmu
Menghiasi ayunan-ayunanku
Sinar matamu mengingatkanku pada kelembutan
Keabadian yang tak berujung yang tak bertepi

Air mata kadang mengguncangku
Saat kau rebahkan tubuh mungilku
Di pembaringan beralas kasur
Disaput hembusan nafas samudaramu

Kukenali kasih dan cintamu
Dalam setiap lembut belaian keringatmu
Selentik jemari penari-penari kayangan
Seindah nada denting dalam sunyi malam

Bunda……
Kini semua seolah usai
Saat lautan memisahkan
Memenjarakan dalam kenyataan
Jauh darimu adalah saat tak terbayangkan

Tiada sungai berair jernih
Kesejukan alam seolah hilang
Hangus ditelan nyanyian-nyanyian debu trotoar
Ditelan deru bus kota dan kemacetan

Namun terus melangkah adalah keharusan
Mengenang senyum perak Bunda adalah kebahagiaan
Menjaga degub jantungkasih dan sayang adalah kesetiaan
Melukis dengan tinta emas dan warna pelangi adalah tujuankeabadiaan

Aku ingin menyampaikan padamu
Tentang langkah yang kuayunkan
Tentang nilai yang kupertahankan
Sebab masih terngiang suara nyiur kampung halaman

Bunda……
Aku akan datang memenuhi harapanmu
Memenuhi bilik-bilik hati penuh rindu
Menemukan kembali arti kesetiaan dan ketulusan
Dari wajah yang kukenang sepanjang zaman

Terima kasih Bunda untuk cinta dan segalanya
Engkau mengingatkanku memahami arti cinta
Doaku menyertai setiap langkah hidupmu
Hingga semuanya damai dan penuh makna

“Kupersembahkan ini untuk Bunda, saudara dan semua teman-temanku terutama teman-teman yang jauh dari sang Bunda.”

Friday, March 13, 2009

Jadilah bahagia dengan jati diri kita

Kita dapat berani berbahagia dengan jati diri kita sekarang juga dan menerima diri kita sendiri, kekurangan-kekurangan kita dan semuanya. Banyak diantara kita yang tidak menyadarinya, tetapi akar dari banyak masalah sosial, jasmani, dan emosional hanyalah kenyataan bahwa orang tidak menyukai dirinya sendiri. Ada yang tidak nyaman dengan rupa, cara bicara, atau tindakannya sendiri. Ada yang selalu membandingkan dirinya sendiri dengan orang-orang dengan mengharapkan orang itu adalah sesutu yang berbeda.

Kita dapat berbahagia sebagaimana yang telah Tuhan ciptakan, dan berhenti mengharapkan kita sebagai sesuatu yang berbeda. Jika Tuhan ingin kita kelihatan seperti seorang model, bintang film, atlet terkenal, atau siapa pun, Ia pasti menciptakan kita seperti mereka. Jika Tuhan ingin kita mempunya suatu kepribadian yang berbeda, Ia pasti akan memberikan kepada kita kepribadian itu. Jangan membandingkan diri kita sendiri dengan oran-orang lain, kita boleh belajar berbahagia sebagaimana yang Tuhan telah ciptakan.

Banyak diantara kita merasa tidak nyaman tentang dirinya sendiri, jadi kita terus menerus berusaha menyenangkan semua orang di sekitar kita supaya kita dapat merasa lebih baik tentang diri kita sendiri. Kita akhirnya hidup untuk menyenangkan orang lain, dengan berusaha menyesuaikan keinginan mereka, sehingga kita dapat diterima. Kita bertindak dengan satu cara terhadap atasan kita, cara lain terhadap pasangan hidup kita, dan cara lain terhadap sahabat-sahabat kita. Kita menjalani suatu kehidupan berpura-pura, dengan mengenakan berbagai topeng, dan mengharapkan menyenangakan semua orang. Pada dasarnya, kita tidak tulus kepada siapa pun, khususnya diri kita sendiri.

Tapi jika sepenuhnya kita mau menikmati kehidupan kita, kita harus belajar percaya diri sebagai individu yang Tuhan ciptakan. Kita harus memahami: Kita tidak diciptakan untuk meniru siapa pun. Kita diciptakan untuk menjadi diri kita. Saat kita berusaha meniru dan berusaha menjadi orang lain, bukan saja itu menghina kita, melainkan juga mencuri keragaman, kreativitas, dan keunikan kita.

Tuhan menyukai keragaman, dan kita seharusnya tidak membiarkan orang menekan kita atau membuat kita merasa buruk tentang diri sendiri karena kita tidak sesuai dengan citra orang lain tentang siapa seharusnya kita. Beberapa orang menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan berusaha menjadi orang lain.

Jadilah kita yang asli, jangan tiruan. Janganlah takut berbeda; Kita harus merasa aman dengan jati diri kita yang diciptakan Tuhan dan jadilah yang terbaik semampu kita. Kita tidak perlu tampak atau bertindak seperti orang lain. Tuhan telah memberikan kepada kita semua karunia, bakat, dan kepribadian yang bebeda untuk maksud tertentu. Kita tidak benar-benar membutuhkan persetujuan orang lain untuk melakukan apa yang kita kita ketahui Tuhan ingin kita lakukan.