Wednesday, November 18, 2009

SI BURUNG SOBAT KECILKU


Kala itu di belakang rumah ia kerap muncul

Berjaga mengawal malam

Hinggap di satu ranting pohon kecil pavoritnya

Dari jauh terlihat seperti daun menghijau

Meringkuk tenang dan nyaman


Kumendekat dan menatapnya

Ia bergeming dan kaku

Dari dekat ia terlihat rupawan

Indah hijau kekuningan

Mata sendu bergetar mohon perlindungan


Tanganku terulur meraih

Ia meringkuk pasrah

Bulu halus menggelitik jemarikku

Kugenggam lembut

Ia makin meringkuk nyaman


Kumenari-nari penuh ria

mengelus memanjakannya

Ia senang sedikit mengepak-ngepak

Oh, ia bergetar lemah lunglai

tak sanggup tuk terbang


Ia sakit... butuh makan

Untuk bisa terbang

Dimanakah induknya?

Apakah ia hewan peliharaan yang kabur?

Mengapa ada di sini?


Dalam sangkar kecil kuberi ia makan

Oh kicauannya nyaring dan indah

Mengepak dengan lembut

Matanya menyorotiku penuh arti

Seakan berucap terimakasih


Ketika pagi, sangkar terlihat kosong

Ia terbang tanpa jejak

Hatiku penuh tanya

Hai dimanakah kau burung kecil?

Besok datang lagi ya sobat!

Tuesday, November 17, 2009

YESUS SEGALA-GALANYA

Yesus segala-galanya,

mentari hidupku;

setiap hari Dialah,

penopang yang teguh.

Bila kususah berkesah,

aku pergi kepadanNya

sandaranku, pelindungku,

sobatku.


Yesus segala-galaNya,

Kawanku abadi;

setiap datang padaNya,

berkatNya diberi.

Surya dan hujan berselang,

hasil tanaman dan kembang:

semuanya karunia

Sobatku.


KJ. 396: 1-2

By:


Aku tak akan pernah lupa kejadian saat pertama kali aku mendengar lagu ini, tepatnya enam tahun yang lalu saat PA di rumah opung Pulo Mas. Kami hanya berempat, Pdt, Nikijulu Saimima, Sth, Ibu Sar dan opungku yang baik hati. Ketika itu, bu Sar yang bertugas memimpin lagu pembuka sangat bersemangat membuka lembaran kidung jemaat yang sepertinya sudah dipersiapkan sebelumnya. Sesaat setelah intro dinyanyikan, aku tertegun berusaha mengingat-ingat apakah aku pernah mendengar lagu ini, ah, aku memang belum pernah mendengarnya, lagu yang sangat asing bagiku, nadanya lumayan sulit kuikuti. Aku hanya diam menekuri text lagu yang ada di tanganku dan mencoba mengikuti dalam hati saja. Wah! kata-katanya sangat menghibur. Yesus segala-galanya bagiku, yang berkuasa, Penuh Kasih Karunia, kepadaNya kita menyembah dan minta tolong, berpaling disaat kita dalam susah senang. Dialah sahabat sejati, tempat perlindungan yang teguh, yang abadi selama-lamanya.

Setelah selesei bernyanyi, Bu Sar yang menyadari aku belum familiar dengan lagu itu, dengan suara lembut, menyarankan supaya aku mempelajari dan lebih sering menyanyikannya. Aku mengangguk tersenyum setuju. Terus terang di HKBP aku belum pernah mendengar lagu itu berkumandang atau aku yang kurang ingat? Dan minggu berikutnya, sebelum dan sesudah PA, kami mencoba membawakan lagu-lagu yang jarang dinyanyiikan di kidung Jemaat, dan juga lagu-lagu dari PKJ (Pelengkapa Kidung Jemaat) dan NKB(Nyanyian Kidung Baru). Maklumlah Bu Sar, Bu Pendeta dan Opung adalah jemaat GPIB, yang jika dalam kebaktian minggu, selalu akrab dengan nyanyian yang diambil dari PKJ dan NKB.

Dan selang dua tahun, lagu ini baru muncul dalam ibadah umum HKBP Jatiwaringin, Kala itu, ketika kami sedang latihan Song Leader di gereja, aku menyadari teman-temanku belum akrab dengan lagu ini, butuh dua kali pengulangan not untuk bisa mengusai lagunya. Aku hanya berharap syair lagu ini bisa lebih mengingatkan kami untuk segala kebesaran dan peduli Tuhan dalam kehidupan kami, dan dengan hati tulus kami bernyanyi untukNya. Dan entah kenapa, hingga kini, lagu ini sudah sering muncul dalam ibadah umum HKBP Jatiwaringin, dan jemaat sudah bisa menyanyikannya dengan semangat. Mungkin seharusnya HKBP lebih sering membawakan lagu-lagu yang belum familiar dalam KJ, supaya jemaat terbiasa, dan semangat bernyanyi sesuai tema lagu. Dan kuberharap biarlah hati para jemaat juga semangat memuji dan menyembahNya untuk segala kemuliaanNya, dan bersukacita di dalam Tuhan.

Sunday, November 15, 2009

PERLENGKAPAN YANG TERBAIK


Saya pernah melakukan perjalanan ke suatu tempat yang terjadi. Semangat bercampur rasa ingin tahu bagaimana tempat itu membuat saya tidak memperhatikan lagi apakah perlengkapan untuk berkendaraan ini telah beres. Alhasil, diperjalanan, ban bocor, padahal kami berada di antara pohon-pohon sawit (maklumlah daerah perkebunan). Karena kunci-kunci untuk menukar roda ini tidak ada, terpaksa kami menunggu belas kasihan orang yang lewat. Semangat dan kegembiraan berubah menjadi umapatan dan gerutu dari orang-orang yang bersama saya saat itu. Untunglah beberapa waktu kemudian ada orang perkebunan yang lewat, dan tertolonglah kami. Semestinya ketika seseorang akan menjalani suatu perjalanan panjang, ia tidak boleh lupa untuk mempersiapkan segala keperluannya. Bahkan tidak jarang dari mereka akan mencoba memprediksikan segala kemungkinan yang akan terjadi sepanjang perjalanan tersebut sekaligus mempersiapkan perlengkapan untuk itu. Sehingga perjalanan itu akan berakhir dengan bahagia.

Sebagai manusia kita juga ke depannya akan menjalani perjalanan panjang yang baik saya atau anda tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi selain satu hal yaitu kematian; ya, semua manusia akan mati. Terkadang situasi yang terjadi itu sangat indah dan selalu membuat kita bahagia, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa kita juga akan sampai pada situasi dimana kita menjadi orang yang sangat sedih. Dan biasanya situasi sedih tersebut akan membuat kita tidak lagi sanggup meneruskan perjalanan itu. Banyak orang lebih memilih jalan pintas yang tidak semestinya, atau ada juga yang mengakhiri perjalanan itu walaupun tujuan belum tercapai, padahal kalau kita mau jujur; semut yang dipijakpun akan menggigit. Artinya mahluk yang kecil itu saja masih merindukan kehidupan.

Tujuan kita hanya satu yaitu kerajaan Allah. Oleh karena itu Allah selalu mengajar kita untuk memperlengkapi diri dengan satu senjata yaitu Firman Tuhan. Firman Tuhan itu dikemas sedemikian rupa oleh para penulis dan editor menjadi suatu bentuk yang kita kenal dengan Alkitab. Hidup dalam firman Tuhan menjadi suatu ciri hidup Kristiani.

Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan hingga bagian yang terkecil (Mat 5:18). Dengan demikian menyangkal pengilhaman Allah adalah berarti mengesampingkan kesaksian pokok Yesus Kristus. Dalam karya pengilhaman oleh Roh-Nya, Allah tidak melanggar kepribadian penulis, tetapi menggerakkan mereka sedemikian rupa sehingga mereka menulis tanpa salah (2 Tim 3:16 ; 2 Pet 1:20-21). Alkitab adalah saksi Allah yang benar dan tidak salah tentang tindakan penyelamatan manusia dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu Alkitab tidak ada bandingannya, sudah sempurna dan secara khas mengikat. Tidak ada perkataan manusia atau penyataan lembaga keagamaan yang setara dengan kekuasaan Firman Tuhan. Semua doktrin, tafsiran, interpretasi, penjelasan, dan tradisi harus dinilai, disahkan oleh perkataan dan pesan firman Allah. Alkitab juga seharusnya dipakai oleh setiap kita sebagai kekuasaan tertinggi dalam segala bentuk pengajaran dan pembinaaan dalam kehidupan yang benar.

Oleh karena itu, benarlah bahwa perlengkapan yang terbaik akan menghasilkan sesuatu yang terbaik pula. Firman Tuhan adalah perlengkapan yang terbaik itu. Jika kita selalu membaca dan mengaplikasikan firman Tuhan, maka seperti yang diajarkan oleh Paulus, kita dilengkapi untuk dapat hidup sesuai dengan kehendakNya. Kita akan memiliki pedoman yang jelas dalam menjalani kehidupan kita. pertanyaan sekarang adalah apakah kita membaca Alkitab akhir-akhir ini sebagai perlengkapan yang terbaik dalam kehidupan sekarang? Jika iya, maka perjalanan panjang kita akan bermuara pada satu tempat yaitu Kerajaan Allah. Terpujilah Kristus kepala Gereja. Salam…


Dibagikan oleh Pdt. Tonggo Sitompul. STh

Friday, November 13, 2009

ETIKA KRISTEN

Janganlah engkau keras terhadap orang tua, melainkan teorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian. (1 Timotius 5: 1-2)


Nasehat Rasul Paulus kepada Timotius ini berupa tatakrama sebagai pelayanan Tuhan bagi yang masih muda-belia, dan nasehat ini sangat perlu disimak oleh kita yang ingin dianggap layak oleh Tuhan untuk dipakaiNya secara efektif. Wibawa tidak tergantung pada usia tetapi tergantung pada keserasian hidup dengan apa yang kita ajarkan pada orang lain. Bila dalam perkataan , tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian kita menjadi teladan, kita akan memiliki wibawa ilahi itu.


Paulus berulang kali mendorong Timotius agar bertindak berani penuh wibawa.

Kini nasehat itu diseimbanginya dengan anjuran agar Timotius menganggap para orang –tua dilayaninya, sebagai bapa atau ibunya, dan orang muda sabagai saudara-saudarinya. Bagi Timotius yang masih muda, sikap ini mencegah dia dari kesombongan dan ketidakmurnian. Prinsip ini perlu juga dijalankan oleh hamba Tuhan kini. Sikap kekeluargaan, hormat, kasih yang menjaga kita dari kesombongan atau dari penyimpangan kepola hubungan yang tidak sehat. Pelayanan harus dijalankan dalam garis-garis prinsip benar.


Kekudusan gereja harus dipertahankan. Hal ini berkaitan erat dengan perlakuan terhadap dan perilaku para pemimpin gereja. Paulus mengingatkan agar para pemimpin yang baik dan memberikan teladan terpuji dalam hidup dan pelayanan dimanfaatkan sementara kebutuhan-kebutuhan hidupnya tidak diperhatikan. Juga tuduhan yang tidak beralasan terhadap pemimpin jemaat harus ditolak. Sebaliknya para penuduh palsu itu harus ditegur di hadapan publik. Namun bila pemimpin tersebut menang bersalah, ia pun harus tegur di hadapan publik Tindakan ini menjamin kemurnian hidup gereja.


Selain diatas, sebagai hamba Tuhan memang dapat terposok ke dalam dua kesalahan; gaya hidup santai karena bekerja sendri tanpa kontrol manusia, atau gaya hidup “bunuh diri” perlahan-lahan karena melayani tanpa memperhatikan kebutuhannya. Hubungan iman dengan perbuatan harusnya melahirkan mutu pengabdian yang lebih tinggi. Itu sebabnya kita perlu bertekun bukan saja untuk mengajar orang lain dengan firman kebenaran, tetapi untuk belajar firman bagi kepentingan kerohanian diri sendiri sambil melakukannya lebih dahulu.



Pelita Hati

HKBP Depok I Ressort Depok

Saturday, November 7, 2009