From: Ayang de Beatrix
Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, " Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"
Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya.
Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana , memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami.
Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya? " Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu.Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya."
"Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya, memang begitu," kata Jerry, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."
Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut.
Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku? " Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan."
Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup."
"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan."
"Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku..Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."
Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.
Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidk bisa dikontrol olrh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidupmu akan jadi lebih mudah
Saturday, January 31, 2009
Friday, January 30, 2009
Mintalah nasihat yang baik
Saat kita menghadapi keputusan-keputusan yang sukar atau pilihan-pilihan yang tidak pasti, akan sangat menolong bagi kita untuk meminta nasihat dari seseorang yang kita hormati. Tentu saja, seperti yang dikatakan Alkitab, ”Ada keamanan dalam banyaknya penasehat,” dan kita seharusnya tidak pernah keras kepala. Kita seharusnya selalu terbuka dan mau menerima nasihat. Tetapi setelah kita berdoa tentang sesuatu dan melihat semua pilihan, jika kita tidak merasa baik tentang semua itu, kita dapat bersikap cukup tegas untuk membuat keputusan yang tepat bagi kita.
Jika kita berusaha menyenangkan banyak orang dengan melakukan hal-hal yang kita tidak benar-benar ingin lakukan, supaya kita tidak menyakiti perasaan siapa pun, atau kita sedang berusaha membuat semua orang senang, kita akan menipu diri sendiri. Kita bisa membuat diri sendiri berlari dalam lingkaran setan karena berusaha menjadi sesuatu yang bukan diri kita, dan kita akan menangung resiko kehilangan yang terbaik dari Tuhan bagi kehidupan kita sendiri.
Kadang-kadang kita bahkan dapat memperoleh terlalu banyak nasihat. Jika kita tidak hati-hati, pendapat-pendapat yang bertentangan hanya akan menyebabkan kebingungan. Kadang-kadang sahabat-sahabat yang sedang memberikan nasihat kepada kita bahkan tidak dapat menjalankannya. Tetapi mereka memang hebat dalam memberitahukan kita bagaimana menjalankan kehidupan kita. Kita boleh berhati-hati kepada siapa kita izinkan mempengaruhi proses pembuatan keputusan kita. Kita boleh memastikan bahwa orang yang sedang memberikan nasihat kepada kita mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan dan adalah orang-orang yang telah mendapatkan rasa hormat kita sebagai suatu sumber hikmat.
Di samping itu, orang-orang yang merasa aman bergantung pada pengarahan hati mereka 75 persen dan pada pengarahan luar mereka hanya 25 persen. Itu berarti bagi sebagian besar keputusan yang kita buat, kita seharusnya tidak perlu meminta pendapat dan persetujuan oaran-orang lain. Kita perlu megikuti hati kita sendiri dalam terang firman Tuhan dan melakukan apa yang kita rasa benar dan baik kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)