Sesuai kelender Almanak HKBP, minggu ini adalah minggu menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Sukacita dan semarak dalam merayakan kelahiran sang Juruselamat sudah terlihat diberbagai tempat tak terkecuali Gereja HKBP Jatiwaringin. Dalam menyambut perayaan natal, sejak awal Oktober, HKBP Jatiwarigin sudah membentuk Panitia Natal yang secara khusus diserahkan kepada Seksi Parompuan (Ina Selasa, Ina Ester dan Ina Hanna). Untuk mempersiapkan perayaan Natal, sejak akhir November hingga minggu ketiga Desember, panitia sudah menerbitkan bulletin Natal sebagai media informasi, ‘Gembala Betlehem’ sebanyak lima edisi, yang menjelaskan tentang makna Advent, makna Natal, jadwal perayaan natal, laporan keuangan dan ucapan-ucapan selamat Advent/Natal/Tahun baru. Dan tentunya untuk semakin mensukseskan perayaan Natal HKBP Jatiwaringin yaitu, Pesta Perayaan Natal Umum, Natal I Ibadah Khusus Muda/i, Tahun Baru, Natal Kategorial ASM dan NHKBP, segenap Parhalado dan Panitia Natal mengharapkan dukungan dari setiap jemaat dalam bentuk amplop ucapan syukur yang dipersembahkan setiap minggunya di gereja. Setiap seksi yang sudah terpilih, sejakakhir November sudah terlihat sibuk, baik dibagian musik/koor, acara, dana ataupun konsumsi.Sementara itu, seksi Perlengkapan/Dekorasi mulai beraksi, jika pada Minggu sebelum Advent, Altar dan ruangan gereja HKBP Jatiwaringin hanya dihiasi bunga-bunga, namun sejak Minggu advent II sudah dipasang berbagai aksesoris dan pernak pernik Natal di ruangan gereja dan juga Pohon Natal setinggi lima meter yang kali ini letaknya sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelummya. Pohon Natal kali ini berdiri di sebelah kanan altar gereja tanpa bangunan sopo-sopo(Gubuk kecil) seperti tahun lalu. Biar bagaimana pun, ini semakin menambah keyakinan kita, bahwa dipandang dari sudut/arah mana pun Altar dan ruangan gereja HKBP Jatiwaringin tetaplah indah dan menawan, sedangkan dibagian luar gereja dekorasi tenda warna merah dan hijau sudah dipasang, sungguh indah dan menarik kelihatan, kursi-kursi sudah ditata dengan apik yang disediakan untuk para jemaat yang tidak kebagian tempat duduk di dalam gereja karena saking membludaknya. Inilah bentuk sukacita kita dalam merayakan Kelahiran Tuhan Yesus.
Perayaan Natal Anak Sekolah Minggu sudah diadakan lebih awal, yaitu pada minggu I dan II bulan Desember yang mengambil tema: “Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi namaMu, yang Mahatinggi” (Mazmur 9:3). Sedangkan perayaan Natal Gabungan Muda/i juga sudah diadakan pada hari sabtu lalu, yang mengambil tema: “God give us all we need, so lets up give to others in their need” (Lukas 2 : 29-30). Untuk perayaan Natal umum tahun ini, berdasarkan motto Tahun Diakonia: “Sejahtera Desa - Sejahtera Kota, Sejahtera Masyarakat - Sejahtera Negara, Sejahtera Jemaat - Sejahtera Gereja”, maka perayaan Natal HKBP Jatiwaringin tahun Diakonia mengambil tema: “Kita mengasihi, karena Allah lebih dulu mengasihi kita” (1 Yohanes 4:19). Ibadah malam Natal, Kamis, 24 Desember 2009, akan dilaksanakan 3x kebaktian, sedangkan pada pesta Perayaan Natal umum I, Jumat, 25 Desember 2009, dilaksanakan 3x kebaktian, dengan menggunakan tata ibadah bahasa Batak 2x dan bahasa Indonesia 1x. Dan sementara itu, untuk pertama kalinya Ibadah Khusus muda/i juga mengadakan pesta perayaan Natal I tambah Perjamuan Kudus, dengan mengambil tema: “Sukacita Natal bagi semua” (Lukas 2 :15-20). *Yang membedakan pesta Natal I tahun ini dibanding pesta natal Natal I tahun-tahun sebelumnya adalah, bahwa sebelum Perjamuan Kudus, panitia akan membagikan suguhan gurih bagi jemaat, yaitu satu potong roti/kue+aqua sebagai penambah daya tahan tubuh (*Perlu ga sih ini ditulis? hehehe..). Pada pesta Natal II, 26 Desember, 2009, ibadah hanya sekali, yaitu Ibadah Natal Gabungan dan Diakonia, yang dihadiri oleh seluruh jemaat HKBP Jatiwaringin dan Parserakan. Dalam Ibadah ini, akan ada kesaksian pujian dari ASM, Pelajar Sidi/Remaja/NHKBP, Seksi Parompuan, Seksi Ama, Punguan lansia, Gabungan Koor wijk 1,2,3,5,7,8,10 dan 14, Gabugan Koor Wijk 4,6,9,11,12,13 dan 15. Dan untuk semakin menambah sukacita Natal buat kita, Seksi parompuan juga akan menyuguhkan pertujukan menarik dengan adegan drama bernuansa Natal yangberlangsung lima babak.
Kiranya Pesta Perayaan Natal HKBP Jatiwaringin berjalan dengan baik dan hikmat. Mari kita bersukacita merayakan kelahiran TuhanYesusKristus, bernyanyi dan bersorak bagi Dia yang telah lahir dan mati dan bangkit untuk menebus segala dosa dan kesalahan kita. Kemeriahan dan semarak sejenak bukanlah hal utama yang dinginkan olehNya tapi sikap dan perbuatan kita dihadapaNya, sudahkah sesuai dengan apa yang diinginkanNya? Marilah kita menjadi sahabatNya yang baik dan membuatNya tersenyum, setia dan taat padaNya, peduli, berbagi kasih, melayani kepadaNyadan kepada sesamasesuai tema Natal dan tema dan mottoTahun Diakonia 2009.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Seksi Parompuan yangbegitu semangat dan gigihnyamensukseskan parayaan Natal HKBP Jatiwaringin, kiranyasemangat dan kebersamaan inang tidak sampai disini saja, tapi akan terus berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya,dan ini akan menjadi contoh dan pembelajaran bagi kami sebagai kaum muda.
Selamat merayakan hari Natal. TuhanYesus memberkati.
Hidup ini adalah kesempatan kita untuk menjadi orang-orang pilihanNya, marilah berusaha untuk menjadi orang pilihan itu, karena waktunya makin dekat dan kita tidak tahu kapan Tuhan itu datang kembali.
Masih ingatkah kita akan lagu SekolahMinggu yang mungkin pernah kita nyanyikan waktu kita duduk di SekolahMinggu? Lagu itu mengatakan: “Di dalam dunia ada dua jalan, lebar dan sempit, mana kau pilih? Yang lebar api, jiwamu mati, tapi yang sempit, Tuhan berkati”. Lagu ini menggambarkan bentuk keselamatan yang kita terima pada akhir zaman nanti, masa dimana Tuhan akan datang kedua kalinya ke dalam dunia untuk membawa orang-orang pilihanNya, turut serta masuk dalam KerajaanSorga. Jalan yang lebar menggambarkan Neraka, tempat dimana orang-orang yang tidak setia kepada Tuhan akan hidup dalam penderitaan kekal, dan jalan yang sempit menggambarkan Sorga, tempat dimana Tuhan bertahta bersama orang-orang yang setia dalam hidupnya menjalani kehendakNya. Aneh memang, kok malah jalan yang sempit dipakai untuk menjadi jalan memperoleh keselamatan?
Nyanyian Sekolah minggu ini erat kaitannya dengan nats Firman Tuhan hari ini, dimana dalam nats hari ini kita melihat Tuhan Yesus yang memberikan perumpamaan untuk menjawab pertanyaan seseorang tentang siapa yang dapat diselamatkan. DanInjilLukas menulis, bahwa TuhanYesus menyatakan agar setiap orang berjuang utuk masuk melalui pintu yang sesak, yang akan membawa setiap orang menerima keselamatan. Pintu yang sesak(sempit) menggambarkan bahwa tidak sembarangan orang dapat menerima keselamatan itu, tetapi hanya orang-orang pilihan yang berkenan di hati Tuhan yang bisa masuk dan hidup di dalam KerajaanSorga.
Lalu bagaimana menjadi orang-orang pilihan itu? Menjadi orang-orang pilihan yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga hanyalah yang hatinya murnidan setia kepada Allah, wujud dari hati yang murni dan setia kepada Allah itu adalah bagaimana kita menjauhkan diri dari keinginan daging dan melakukan buah-buah Roh yang tertulis dalam kiab Galitia 5, disitu tertuang sikap-sikap yang tidak dikehendaki Tuhan yang menjadi keinginan daging dan sikap yang berkenan di hati Tuhan yang menjadi buah-buah Roh. Ketika kita dapat menjauhi keinginan daging dan hidup dengan mempraktekkan buah-buah Roh sampai akhir hidup kita, maka pada saat kedatanganNya kelak, kita dapat menjadi orang-orang pilihanNya, karena jika waktunya sudah tiba nanti, tidak ada lagi kesempatan untuk kita dapat menjadi orang-orang pilihan Tuhan. Pada kedatanganNya nanti, kita akan diadili dan menerima bagian kita sesuai kehidupan kita semasa kita hidup.
Jadi saat ini masih ada kesempatan buat kita untuk bertobat dan mengambil jalan untuk melakukan kehendak Tuhan yaitu hidup dalam buah-buah Roh. Marilah kita berusaha mengejar keselamatan itu dengan hidup berkenan kepada Tuhan. Rajin beribadah, rajin ikut pelayanan, rajin membantu sesama yang susah, tidak jaminan kita menjadi orang pilihanNya, tetapi hanya dengan melakukan buah-buah Roh kita dapat masuk ke dalam “pintu yang sempit itu”.
Apakah kita pernah merasa setiap kali kita membuka Alkitab kita mempelajari sesuatu yang baru? Tetapi apakah akhir-akhir ini sepertinya sungai itu menjadi kering? Jika ya, mari kita mengingat kapan terakhir kali Tuhan memberikan sesuatu yang baru. Mari kita mundur sedikit dan mencoba mengingat apakah kita sudah melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Jika belum, mari kita menggali Firman itu lagi dan mempraktikkannya segera.
Kita lihat, lebih sering kita melakukan Firman itu, maka lebih jelas kita melihatnya. Itulah sebabnya mengapa Yakobus 1:22 berkata supaya kita tidak menjadi pendengar Firman Tuhan saja, tetapi juga menjadi pelaku!
Mungkin yang Tuhan nyatakan kepada kita kelihatannya masalah sepele saja. Sekalipun demikian, mari tetap melakukannya! Mungkin Tuhan mendorong kita untuk membesarkan hati seorang teman di gereja, atau mungkin Tuhan meminta kita hanya lima menit sehari untuk berdoa. Mungkin itu memang bukan perbuatan yang dapat mengubah hidup, tetapi jika kita melihat apa yang Tuhan lihat, maka kita akan menyadari betapa pentingnya itu semua.
Mari melakukan Firman Tuhan....tidak hanya sebagai pendengar saja... supaya sungai kita tidak akan pernah kering.
Malam bertabur bintang Larutkanku dalam buaian nostalgia Akan indahnya pesona masa kecil Masa dimana aku hanya bisa bermain, tertawa dan bernyanyi Mengisi hari yang tak pernah sepi
Teringat suatu sore Kala kami bermain gerimis Berlari di atas genangan Berkecipak air
Tawa kami ada di awang-awang Bahagia jelas terpancar Dalam kepolosan sikap, Dalam keceriaan canda kami
Tak terasa segalanya cepat berlalu Semua seolah usai Hanya tinggal kenangan Kurindu masa kecilku
Hidup dalam Kasih itu baik bagi kesehatan kita. Apakah kita mengetahui itu? Itu benar! Ilmu medis pun telah membuktikannya. Para ahli riset telah menemukan bahwa permusuhan mengakibatkan stress yang menyebabkan bisul, sakit kepala dan banyak masalah lainnya.
Ketika kita memikirkan permusuhan, barangkali yang terlintas dibenak kita adalah amarah yang kita rasakan ketika sesuatu yang serius terjadi. Tetapi, menurut para ahli, bukan itu yang menyebabkan persolan terburuknya, melainkan hal-hal kecil. Umpamanya ketika kita tidak diundang ke pesta, atau pelatih tidak mengikutkan kita dalam pertandingan. Kedengarannya tidak asing lagi, bukan?
Coba kita pikirkan berapa banyak stress yang kita hindari dengan bersikap lebih mengampuni, dengan menjalankan hidup menurut 1 Korintius 13 dan tidak menghitung kejahatan yang kita alami. Mungkin itu kedengaran tidak mungkin untuk dilaksanakan, tetapi sebenarnya tidak! Sebagai orang Kristen, kita memiliki Kasih Tuhan di dalam diri kita. Jika kita menginginkan Kasih bekerja, maka kita akan dimerdekakan. Yesus memginginkan kebebasan itu bagi kita. Jadi, mari berucap pada kebiasaan-kebiasaan lama yang mengikat kita, "Di dalam nama Yesus, biarkan aku pergi! Aku melupakan sikap sikap bermusuhan, tidak mau mengampuni dan mementingkan diri sendiri di belakangku. Aku hidup dengan Tuhan. Aku akan hidup dalam Kasih!"
Kita tidak membutuhkan keajaiban untuk memutarbalikkan hidup. Yang diperlukan hanyalah keputusan untuk mengizinkan kekuatan Kasih itu bekerja dalam hidup kita. Mari melakukannya hari ini juga.
Ianggo ende on versi bahasa batak na do on. Nunga adong lobi sataon hubege ende on, disetiap parpunguon mansai torop do halak mangendehon on, songoni nang angka dongan-donganku di gereja manang diparkarejoan. Hubereng do las ni roha di bohi ni angka namangendehonsa, mansai las roha mengida. Au sandiri pe dang hatinggalan, dua minggu nasalpu pe nunga huendehon di gereja rap dohot angka dongan naposo. Songoni ma tabo ni ende on, sipata olo manetek ilu-ilu on. Nang hata-hatana manbahen sombu roha on, jala lambok ate-ate. Tuhani do namarhuaso dingolutta be, jala dang taretong godang ni pasu-pasuNa tu hita. Dilehon hagogo on di hita, jala Tuhani do hagogo on i. Tongtong do mangido pangurupi on hita disude ganup langkatta be, asa ditogu, ditiop hita jala dopargogoi hita dipardalananta be, jala hita pe tongtong marhaporusan tu Tuhanni.
Lihat Rajamu datang kepadamu; Ia adil dan Jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. (Zakaria 9:9b)
Pengharapan akan kedatangan Mesias sang Penyelamat dan pemimpin semakin berkobar dalam hati umat Tuhan. Kaum Yehuda semakin tertekan oleh kekuatan negara yang telah menguasai mereka. Pemberontak terjadi dimana-mana. Bermunculan kelompok penentang garis keras seperti makkabeus dan zelot dari kalangan orang Yehuda, itu semua muncul akibat ketidaksanggupan mereka melihat dan menerima perlakuan yang tidak benar kepada bangsa Israel. Mereka merenung dan berkata: kami ini adalah umat Allah dan bangsa pilihan Tuhan, namun realita keseharian seakan jauh dari semestinya umat Tuhan.
Ditengah-tengah maraknya semangat pemberontakan disatu sisi, muncul pula keapatisan disisi lain, mereka tidak memiliki gairah hidup, seakan hidup mereka ibarat seorang sakit kronis yang sudah divonis mati hanya menunggu ajal menjeput. Di tengah kehidupan umat yang pesimis tersebut muncul satu suara dan ajakan untuk bangun dan berdiri membangun semangat hidup dan iman, seakan menyongsong era yang benar-benar baru dimana akan datang seorang tokoh dan pelopor pembaharuan jiwa dan iman umat.
Nabi menggambarkan kepada bangsaNya hukuman Allah yang akan menimpa bangsa-bangsa. Kedatangan mesias Raja akan menaklukkan seluruh musuh umat Allah kelak namun bangsa yang menaruh umat percaya dan berbakti kepadaNya akan diselamatkan dan dikuatkan. Allah yang adil dan jaya akan menyertai orang yang selalu taat dan berbakti kepada Tuhan. Karena itu, untuk menyambut Sang Raja adil dan jaya hendaklah kita mau berbakti dan percaya kepadaNya maka Ia akan bertindak, jangan mengandalkan kekuatan sendiri tetapi penuh dengan kerendahan hati menyambut kedatangan sang penolong dan penyelamat hidup.
Sama seperti kedatanganNya penuh kelemah-lembutan mengendarai seekor keledai beban muda, itu menggambarkan arti kerendahan hati dan semangat menyala-nyala. Namun banyak orang menyalahartikan keledai sebagai lambang kebodohan. Tapi menurut sabda Tuhan, keledai sebagai simbol kerendahan hati dan ketaatan, itu sebabnya Allah memakai keledai untuk ditunggangi Tuhan Yesus sebagai pertanda kedatangan sang Juruselamat penuh dengan ketaatan, kelemah lembutan dan kerendahan hati. Menyongsong masa Advent, mari kita persiapkan hati, jiwa dan seluruh kehidupan kita penuh dengan damai sejahtera, kerendahan hati dan kelemahlembutan, sebab itulah yang dikehendaki Tuhan bagi yang selalu menanti Tuhan pada hari kedatanganNya.
Aku tak akan pernah lupa kejadian saat pertama kali aku mendengar lagu ini, tepatnya enam tahun yang lalu saat PA di rumah opung Pulo Mas. Kami hanya berempat, Pdt, NikijuluSaimima, Sth, Ibu Sar dan opungku yang baik hati. Ketika itu, bu Sar yang bertugas memimpin lagu pembuka sangat bersemangat membuka lembaran kidung jemaat yang sepertinya sudah dipersiapkan sebelumnya. Sesaat setelah intro dinyanyikan, aku tertegun berusaha mengingat-ingat apakah aku pernah mendengar lagu ini, ah, aku memang belum pernah mendengarnya, lagu yang sangat asing bagiku, nadanya lumayan sulit kuikuti. Aku hanya diam menekuri text lagu yang ada di tanganku dan mencoba mengikuti dalam hati saja. Wah! kata-katanya sangat menghibur. Yesus segala-galanya bagiku, yang berkuasa, Penuh Kasih Karunia, kepadaNya kita menyembah dan minta tolong, berpaling disaat kita dalam susah senang. Dialah sahabat sejati, tempat perlindungan yang teguh, yang abadi selama-lamanya.
Setelah selesei bernyanyi, Bu Sar yang menyadari aku belum familiar dengan lagu itu, dengan suara lembut, menyarankan supaya aku mempelajari dan lebih sering menyanyikannya. Aku mengangguk tersenyum setuju. Terus terang di HKBP aku belum pernah mendengar lagu itu berkumandang atau aku yang kurang ingat? Dan minggu berikutnya, sebelum dan sesudah PA, kami mencoba membawakan lagu-lagu yang jarang dinyanyiikan di kidung Jemaat, dan juga lagu-lagu dari PKJ (Pelengkapa Kidung Jemaat) dan NKB(Nyanyian Kidung Baru). Maklumlah Bu Sar, Bu Pendeta dan Opung adalah jemaat GPIB, yang jika dalam kebaktian minggu, selalu akrab dengan nyanyian yang diambil dari PKJ dan NKB.
Dan selang dua tahun, lagu ini baru muncul dalam ibadah umum HKBP Jatiwaringin, Kala itu, ketika kami sedang latihan Song Leader di gereja, aku menyadari teman-temanku belum akrab dengan lagu ini, butuh dua kali pengulangan not untuk bisa mengusai lagunya. Aku hanya berharap syair lagu ini bisa lebih mengingatkan kami untuk segala kebesaran dan peduli Tuhan dalam kehidupan kami, dan dengan hati tulus kami bernyanyi untukNya. Dan entah kenapa, hingga kini, lagu ini sudah sering muncul dalam ibadah umum HKBP Jatiwaringin, dan jemaat sudah bisa menyanyikannya dengan semangat. Mungkin seharusnya HKBP lebih sering membawakan lagu-lagu yang belum familiar dalam KJ, supaya jemaat terbiasa, dan semangat bernyanyi sesuai tema lagu. Dan kuberharap biarlah hati para jemaat juga semangat memuji dan menyembahNya untuk segala kemuliaanNya, dan bersukacita di dalam Tuhan.