Monday, March 16, 2009

BUNDA

Bunda……
Getar jiwaku tak terbendung
Kala mengenang timangan
Mengusung kembali buaian dalam rahimmu
Yang lembut dan penuh kedamaian

Masih kuingat senyummu
Rapuh ditelan dinginnya malam
Membendung dingin yang menyusupi kulit lembutku
Merah sunyi tanpa mata

Senyum perakmu
Menghiasi ayunan-ayunanku
Sinar matamu mengingatkanku pada kelembutan
Keabadian yang tak berujung yang tak bertepi

Air mata kadang mengguncangku
Saat kau rebahkan tubuh mungilku
Di pembaringan beralas kasur
Disaput hembusan nafas samudaramu

Kukenali kasih dan cintamu
Dalam setiap lembut belaian keringatmu
Selentik jemari penari-penari kayangan
Seindah nada denting dalam sunyi malam

Bunda……
Kini semua seolah usai
Saat lautan memisahkan
Memenjarakan dalam kenyataan
Jauh darimu adalah saat tak terbayangkan

Tiada sungai berair jernih
Kesejukan alam seolah hilang
Hangus ditelan nyanyian-nyanyian debu trotoar
Ditelan deru bus kota dan kemacetan

Namun terus melangkah adalah keharusan
Mengenang senyum perak Bunda adalah kebahagiaan
Menjaga degub jantungkasih dan sayang adalah kesetiaan
Melukis dengan tinta emas dan warna pelangi adalah tujuankeabadiaan

Aku ingin menyampaikan padamu
Tentang langkah yang kuayunkan
Tentang nilai yang kupertahankan
Sebab masih terngiang suara nyiur kampung halaman

Bunda……
Aku akan datang memenuhi harapanmu
Memenuhi bilik-bilik hati penuh rindu
Menemukan kembali arti kesetiaan dan ketulusan
Dari wajah yang kukenang sepanjang zaman

Terima kasih Bunda untuk cinta dan segalanya
Engkau mengingatkanku memahami arti cinta
Doaku menyertai setiap langkah hidupmu
Hingga semuanya damai dan penuh makna

“Kupersembahkan ini untuk Bunda, saudara dan semua teman-temanku terutama teman-teman yang jauh dari sang Bunda.”

1 comment:

Renungan-kristen.com said...

Sayangilah bunda selagi masih ada kesempatan, berbuatlah sesuatu baginya. Ada waktunya kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Apa khabarnya ito?
Sudah lama saya tidak kesini.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. AMin