Tuesday, November 3, 2009

AJARI AKU UNTUK MENGERTI BAPA


Aku melihat seorang anak duduk, dan terdiam disamping mayat bapaknya yang meninggal oleh karena penyakit kronis. Wajahnya bingung seolah mencari jawaban untuk pertanyaan sederhana yang datang belakangan ”kenapa?”. Seorang wanita berumur kira-kira 30-40 tahun sedang duduk disampingnya menemani dengan tanpa suara, hanya butir-butir bening menetes dari bola matanya yang indah. Melihatnya aku berkesimpulan, bahwa dia ini mungkin adalah istri dari laki-laki yang telah meninggal itu. Kuberanikan diri bertanya apa penyakitnya, mereka berkata ”kanker”. Hatiku terkejut, apalagi setelah mendengar pernyataan mereka. Mereka berkata telah menghabiskan banyak sekali uang, rumah di berbagai tempat juga telah terjual. Bahkan rekening tabungan yang tadinya cukup banyak dan dipersiapkan untuk biaya pendidikan buah hati mereka, juga ikut habis. Tidak berhenti sampai disana, anaknya berkata kepadaku; bahwa mereka telah berdoa siang dan malam untuk kesembuhan itu tapi tidak juga mereka dapatkan. Aku menarik nafas panjang melihat kenyataan itu dan lalu berdoa bersyukur kepada Tuhan bahwa aku masih sehat hingga saat ini.


Setelah meninggalkan rumah duka rumah sakit tersebut, aku berfikir dalam hati; kenapa Tuhan doa mereka tidak dikabulkan? Bukankah akan lebih baik jika laki-laki itu diselamatkan? Bukankah ia akan lebih berguna sebagai seorang ayah dan suami jika ia hidup? Tapi benar apa yang tertulis, iman itu bukan hanya sekedar ucapan belaka. Iman itu adalah percaya dan mempercayakan diri kepada sesuatu yaitu Tuhan meskipun apa yang terjadi sering tidak sesuai dengan apa yang kita fikirkan. Tuhan berkata bahwa manusia tidak akan mengerti jalan Tuhan, tapi kita harus mengimaninya dengan benar bahwa rencana Tuhan itu adalah rancangan keselamatan bukan kecelakaan. Dibalik kesedihan pasti akan ada sesuatu yang indah. Toh rencana Tuhan itu indahkan pada waktunya?


Mungkin banyak sekali doa-doa yang dipanjatkan setiap harinya, namun imanilah bahwa Tuhan selalu mendengar semua doa itu meskipun tidak semua doa itu terjawab. Jangan pernah berfikir bahwa manusia tahu mana yang terbaik buat dirinya; hanya Tuhan yang tahu. Oleh karena itu dalam berdoapun hendaknya jangan pernah ada paksaan dalam doa. Biarlah kehendak Tuhan yang jadi. Termasuk ketika kita harus kehilangan orang yang sangat kita kasihi. Jangan katakan bahwa Tuhan tidak mendengar doa kita, kita meminta kesembuhan dan Tuhan berikan kesembuhan itu, hanya saja kesembuhan itu menurut versinya Tuhan bukan manusia. Di surga kan tidak ada lagi penyakit dan penderitaan...


Lalu kembali aku teringat kepada keluarga yang berduka itu. Ah, seandainya aku bisa menjelaskan kepada mereka dengan bahasa yang lebih sederhana, mungkin mereka akan lebih cepat terhibur dan tetap memuliakan Tuhan meskipun dalam dukacita. Tuhan....kutitipkan mereka ke dalam tanganMu. Salam


By: Pdt. Tonggo sitompul, STh

No comments: