Tuesday, October 28, 2008

Antara langit dan bumi

Salah satu dari sekian banyak kebiasaan yang kulakukan saat sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja, adalah mendongak mengarahkan pandangan ke atas nun jauh disana, si langit biru... yang terasa begitu dekat di mata, dengan dihiasi awan putih dan abu-abu dengan berbagai macam bentuk, sungguh indah dan selalu menarik perhatianku. Disana ada kedamaian, ada keteduhan, ada kenyamanan, ingin rasanya berlindung disana.
Sejenak aku bisa melupakan segala sesuatu yang terjadi disekitarku, baik itu suka maupun duka. Aku tahu Tuhan sedang memperhatikanku, menatapku dan tersenyum padaku, lalu aku bersyukur dan berterima kasih padaNya atas ciptaanNya yang begitu sempurna, tanpa langit yang indah dan segala benda yang menghiasinya takkan mungkin UmatNya hidup di dunia. Tapi Tuhan Maha baik dan berkuasa, Dia merencanakan dan menyempurnakan semua ciptaaanNya, sehingga manusia sebagai ciptaanNya yang istimewa boleh menikmati dan merasakan ciptaanNya yang lain. Terima kasih Tuhan atas segala ciptaan dan pemberianMu kepada kami umatMu.
Kemudian aku mengarahkan pandangan ke sekitarku, sangat kontras dengan keadaan di atas sana. Di sepanjang ruas jalan yang kulalui terjadi kemacetan, hal yang sudah biasa terjadi namun menjemukan. Pada saat di lampu merah, pandanganku tertuju kepada sosok-sosok lusuh, yang lalu lalang bebas berdendang mengitari mobil-mobil mewah yang kadang dibalas dengan lambaian koin maupun lambaian kosong, sungguh memprihatinkan. Sedangkan pengendara sepeda motor seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar, yang penting sudah berada pada barisan paling depan, ancang-ancang dengan pedal gas bak pembalab motor GP, jika lampu sudah berganti warna hijau.
Kadang aku tersenyum jika ada kejadian konyol terjadi di jalanan, seperti jika seorang sopir mengumpat karena kendaraannya disalib, atau ekspresi riang seorang pengamen yang mendapat rezeki karena lambaian sepuluh ribuan atau Pak polisi dengan pluitnya berusaha menilang kendaraan yang melanggar peraturan. Kadang-kadang aku juga berempati melihat orang-orang yang lalu lalang, mereka sangat cuek, sangat tergesa-gesa, aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan namun semuanya sangat sibuk atau pura-pura sibuk he he...Tapi ada juga yang numbeng(Numpang Bengong) di halte dengan berbagai ekspresi, misalnya manyun...hue he he...entah permasalahan apa yang mereka hadapi, biarlah mereka menghadirkan Tuhan dalam hidupnya.
Ah... ini hanya segelintir dari sekian banyak kejadian yang terjadi disekitarku. Mungkin besok aku akan melihat kejadian yang lebih memprihatinkan lagi atau bahkan yang lebih menyenangkan, suka duka selalu ada. Tapi yang tidak dapat dipungkiri kota metropolitan ini adalah kesenjangan sosial yang begitu sangat ketara selalu terjadi dimana-mana.
Antara langit dan bumi memang sungguh berbeda.

No comments: