Monday, November 10, 2008

Ketika kita tidak tahu

Manna Sorgawi (Mansor)
Yesaya 50:10; Mazmur 66:16-20
22 Oktober 2008

Ketika kita mengalami kesakitan atau kehilangan, kita bertanya, in"Jika Tuhan menyertai kita, mengapa semua i terjadi?" Alkitab tidak tidak memberikan penjelasan secara khusus untuk setiap peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ketika sebuah tragedi datang, kita hanya bisa memahami sedikit saja. Kita tidak bisa melihat secara keseluran maksud dari setiap peristiwa yang kita alami. Seakan-akan Allah membiarkan kita berada di dalam kebingungan. Tetapi, sesungguhnya Allah rindu supaya di dalam keadaan yang seperti itu kita tidak patah semangat. W.A. Shelton, seorang Pendeta dari Gereja Methodist di Gadsden, Alabama, yang kehilangan istrinya berkata kepada temannya, Denson Franklin, "Saya sangat kehilangan dia, tetapi saya berada di dalam tim Allah. Allah adalah gelandang yang mengatur seluruh anggota tim. Saya berlari kemana Allah kehendaki. Saya tidak mengetahui, saya bingung, tetapi saya tetap melanjutkan permainan dan berlari ke tempat mana Allah katakan." Seorang Pendeta yang lain ketika istrinya meninggal karena kanker berkata, "Susah untuk melupakan kenangan manis saat bersamanya, tetapi dia telah mendahului aku dan mencapai ketenangan yang sempurna. Aku masih harus disini, masih banyak yang harus kukerjakan." Mereka adalah orang-orang berduka, tetapi mereka berusaha memahami situasi yang harus mereka terima dan mereka mencoba untuk tidak patah semangat.

Untuk tetap bisa bersemangat sekalipun tragedi menimpa kita, maka kita harus melakukan dua hal berikut ini:

Pertama, kita harus tetap berseru kepada Allah. Dikatakan di dalam Mazmur 66:17a, "kepadaNya aku telah berseru dengan mulutku." Mungkin kita merasa bosan untuk berseru kepada Allah. Hal itu biasanya disebabkan karena kita mengukur lamanya jawaban Allah dengan waktu kita. Artinya, kita merasa sudah terlalu lama berseru kepada Allah dan Allah tak kunjung menjawabnya. Tetapi, kesungguhan dan ketekunan kita berseru kepada Allah pasti mendatang hasil sehingga kita bisa berkata, "Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan." (Mazmur 66:19).

Kedua, kita harus tetap percaya dan bersandar kepada Allah. Seberapa pun hebatnya tragedi yang menimpa kita , Allah tetap lebih hebat. Seberapa pun besarnya masalah yang menghantam kita, Allah tetap lebih besar. Di dalam kasih dan kusaNya Allah mampu dan mau menolong kita. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak percaya dan bersandar pada Allah. Firman Allah berkata, "Siapa di antaramu yang takut akan Tuhan dan mendengarkan suara hambaNya? Jika ia hidup dalam kegelapan dan tidak ada cahaya bersinar baginya, baiklah ia percaya kepada nama Tuhan dan bersandar kepada AllahNya!" (Yes 50:10).

Mari kita jadikan tragedi sebagai batu loncatan untuk melangkah jauh ke depan.

No comments: