Tuesday, December 9, 2008

Keakraban antara sepupu

Beberapa bulan lalu, tepatnya tangggal 29 Juni, hari minggu, aku bangun pukul 04.30WIB. Masih subuh, padahal baru satu jam yang lalu aku memejamkan mata. Berarti tidurku hanya satu jam. Lho kok? Tadi malam aku tiba di rumah hampir jam dua belas malam, pulang kerja aku mampir ke super market belanja bahan-bahan makanan untuk menu makanan hari minggu (biasa, hari minggu ga ada catering).
Trus, jam setengah satu masih ngedengarin curhatan sepupuku, Windy, yang baru pulang dari malam mingguan ama bokinnya. Katanya, dia baru putus hubungan dengan pacarnya. Wah…gawat juga neh, baru jalan lima bulan sudah putus? Kasihan Windy dan pacarnya, tapi memang ini sudah keputusan Windy, keputusan baik yang sudah dipikirkan masak-masak dengan berbagai pertimbangan. Malam itu aku hanya bisa beri advice supaya dia kuat dan tegar dan dapat melangkah ke depan dengan lebih baik lagi. Yang jelas dan sungguh nyata adalah, kala itu teman jomloan ada lagi he he…
Kemudian kira-kira jam satuan, sepupuku yang lain, David, baru tiba di rumah. Pikirku, semua anak muda di rumah ini, tiba di rumah selalu larut malam, mungkin karena malam minggu. Saat itu aku sudah di kamarku, sambil latihan lagu-lagu Buku Ende yang akan aku pandu pada hari minggu besok, di kebaktian jam 08.30WIB. Aku yakin, dia pasti akan masuk ke kamarku, hal yang kerap dia lakukan sampai sekarang. Setelah mengetuk pintu kamarku beberapa kali, akhirnya aku menyerah dan membukakan pintu, dan latihanku pun jadi ditunda. Dan seperti biasa, kami pun ngobrol panjang lebar yang diselingi tawa dan candaan. Kemudian sepupuku mengambil gitar yang ada di kamarku, dan dengan pedenya mulai bernyanyi dengan suara jenis tenor tapi fals bukan main. Setiap lagu yang dibawakan tidak pernah pas, tapi karna aku sudah biasa ngedengar suara andalannya itu, aku hanya tersenyum dan mulai memoles dengan suaraku sendiri supaya kedengaran lebih enak he he…
Kadang disaat sedang berduet, aku sering ngeledekin kalau dia paling bisa improvisasi lagu dan dia sangat bangga dengan gurauanku itu. Sepupuku yang satu ini memang pede berkoar-koar jika dihadapanku saja, coba nyanyi dihadapan orang lain, wajahnya yang bak bule kampung itu pasti memerah kayak diserang tawon ha ha…Itu pula alasannya mengapa dia tidak pernah gabung dalam latihan koor, biasanya dia hanya tim hore saja. Sepupuku ini, kaya akan kata-kata candaan, membuat teman-teman semakin betah bersamanya.
Tapi yang membuatku tidak bisa menahan tawa adalah, saat dia mulai merekam suara kami di HPnya. Olala…Dave, dave…tidak ada malunya, alunan suara kami ditengah malam, yang dapat dikatakan duet paling parah sejagad raya sudah terekam. Yang penting ketulusan hati kami bernyanyi, karena yang kami bawakan semuanya lagu-lagu rohani, Tuhan tidak mempersoalkan nada yang melesat jika kita datang menyembahNya dengan bernyanyi pujian dengan sungguh-sungguh. Namun sempat juga terlintas dalam pikiranku untuk merekam hanya suaranya saja pakai MP4ku, yang nantinya aku save ke computernya supaya saban dia buka computer, sudah ada suaranya sendiri yang menghiburnya, atau supaya lebih tengsin aku bisa perdengarkan dihadapan teman-teman he he…iseng banget.
Setelah puas bernyanyi, bukannya langsung tidur tapi malah ngobrol lagi, sebenarnya bisa dibilang sharing karena topik pembicaraannya sudah beda dan lebih seriaus. Ha..! serius..? Kapan David pernah serius? Entahlah…yang jelas, apa yang kami obrolin membawa pembelajaran buat kami. Kami sharing tentang masa depan, tentang perilaku umat manusia, hubungan-hubungan kepada sesama dan bahkan tentang pasangan hidup. Nah, kalau yang kusebutkan paling belakangan, dia sangat antusias, mungkin karena masih sama-sama lajang. Dia sempat bertanya, siapa pria yang saat ini dekat denganku, aku hanya tersenyum, “Kalau sudah waktunya, ntar aku bakal cerita dan membuat kejutan paling indah” Jawabku. Dia hanya cengar-cengir saja. Pukul tiga pagi, kuputuskan untuk mengakhiri obrolan kami, karena dia beberapa kali menguap dan besok pagi aku harus ke gereja. Setengah jam berikutnya, aku masih melanjutkan latihan lagu Buku Ende yang tadi sempat tertunda, lagu yang akan aku pandu besok pagi pada ibadah umum di Gereja HKBP Jatiwaringin tercinta.

No comments: